Urutanproses migrasi nenek moyang bangsa indonesia melalui jalur barat adalah ? - on study-assistant.com. id-jawaban.com. Akuntansi; B. Arab; B. Daerah; B. Indonesia; Lebih . B. inggris; Bangsa melayu tua (proto melayu) a. Jalur utara dan timur melalui teluk tonkin menuju taiwan, filifina, sulawesi, dan maluku b. Jalur barat dan selatan PertanyaanPerhatikan peta persebaran nenek moyang bangsa Indonesia berikut. Garis berwarna hitam tegas pada peta menunjukkan jalur migrasi nenek moyang bangsa Indonesia, yaitu . Negroid Weddoid Proto-Melayu Deutero-Melayu Papua Melanesoid NP N. Puspita Master Teacher Jawaban terverifikasi Jawaban jawaban yang tepat adalah C. Pembahasan Semuajawaban benar; Jawaban: A. - - - - - - - - Dilansir dari Encyclopedia Britannica, jalur migrasi nenek moyang bangsa indonesia dengan peninggalan NenekMoyang Orang Indonesia Berasal dari Afrika Lho Widiya Wiyanti - detikHealth Gelombang pertama migrasi 'Out of Africa' dipercaya menyusuri jalur selatan sekitar 60 ribu tahun yang lalu dan perjalanan ke timur terjadi pada 33-16 ribu tahun yang lalu. Sementara gelombang migrasi 'Out of Taiwan' terjadi sekitar tahun yang lalu Lunggudo mula ni Horja Asal Usul Bangsa Israel Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan nama Israel Old Ge Refrigerator Models Asal Mula Terjadinya Negara| Sejarah terbentuknya negara dimulai dari asal usul dan juga berbagai teori-teori terbentuknya negara dari berbagai pendapat ahli Perlu diketahui bahwa bakmi adalah jenis makanan yang Sayangnya masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang tetap mempertahankan asas 'Out of Yunnan'. Ketika kita mengacu pada teori nenek moyang Yunnan, dikatakan bahwa asal nenek moyang kita berasal dari Yunnan, China. Menurut teori ini, migrasi penduduk dari Yunnan ke nusantara melalui tiga gelombang, yaitu; pemindahan negrito, proto malay HZwc. Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dijelaskan dalam beberapa teori, di antaranya Teori Yunan, Teori Indonesia, dan Teori Out of pulau-pulau akibat peng-esan zaman es yang terjadi pada masa glasial memungkinkan terjadinya migrasi manusia dan fauna dari daratan Asia ke kawasan Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, migrasi ini didahului oleh perpindahan binatang yang kemudian diikuti oleh manusia dan diperkirakan terjadi pada masa pleistosen. Hal ini nantinya akan memunculkan berbagai Teori asal usul nenek moyang bangsa bukti adanya proses migrasi awal binatang dari daratan Asia ke wilayah Indonesia ialah ditemukannya situs paleontologi tertua di daerah Bumiayu yang terletak di sebelah selatan Tegal Jawa Tengah dan Rancah di sebelah timur Ciamis Jawa Barat.Fosil tersebut, yaitu Mastodon Bumiayuensis spesies gajah dan Rhinoceros Sondaicus spesies Badak. Bila dibandingkan dengan fosil binatang didaratan Asia, fosil-fosil tersebut berumur lebih muda dari fosil-fosil yang terdapat dalam kelompok fauna Siwalik di migrasi yang terjadi pada masa pleistosen ini menyebabkan wilayah Indonesia mulai dihuni oleh manusia. Timbul pertanyaan tentang asal-usul manusia yang bermigrasi ke wilayah Indonesia ini. Menilik dari segi fisik manusia Indonesia sekarang ini, mayoritas dapat dikelompokkan ke dalam ras Mongoloid dan ahli memperkirakan bahwa pada sekitar abad ke-40 sebelum masehi, Pulau Jawa merupakan daerah pertemuan dari beberapa ras dan daerah pertemuan Mongoloid yang terdapat pada manusia Indonesia, nampaknya disebabkan adanya arus migrasi yang berasal dari daratan Asia. Kedatangan mereka pada akhirnya menyingkirkan manusia yang sudah hidup sebelumnya di wilayah Indonesia, yaitu dari ras yang disebut pendatang dari Asia ini mempunyai kebudayaan dan tingkat adaptasi yang lebih baik sebagai pemburu dibandingkan dengan manusia pendahulunya. Keturunan dari ras Austroloid ini nampaknya tidak ada yang dapat hidup di Jawa, tetapi mereka saat ini dapat ditemukan sebagai suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah dan Indonesia bagian migrasi para pendatang dari wilayah Asia ke Kepulauan Indonesia terjadi secara bertahap. Pada sekitar tahun lalu, tiba arus pendatang yang disebut proto-Malays Proto Melayu ke Pulau Jawa. Mereka masuk melalui dua rute jalan barat dan jalan barat adalah melalui Semenanjung Melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui Kepulauan Filipina terus ke Sulawesi dan kemudian tersebar ke seluruh Indonesia. Keturunan mereka saat ini dapat dijumpai di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Tengger di Jawa Timur, Dayak di Kalimantan, dan Sasak di jalur Barat dan jalur Timur. Foto itu, tibalah arus pendatang yang disebut Austronesia atau Deutero-Malays Detro Melayu yang diperkirakan berasal dari Taiwan dan Cina Selatan. Para ahli memperkirakan kedatangan mereka melalui laut dan sampai di Pulau Jawa sekitar tahun Detro Melayu Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. Sekarang keturunannya banyak tinggal di Indonesia sebelah Detro Melayu ini datang ke wilayah Indonesia dengan membawa keterampilan dan keahlian bercocok tanam padi, pengairan, membuat barang tembikar/pecah-belah, dan kerajinan dari ahli bahasa, yaitu H. Kern, melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat keserumpunan bahasa-bahasa di Daratan Asia Tenggara dan Polinesia. Menurut pendapatnya, tanah asal orang-orang yang mempergunakan bahasa Austronesia, termasuk bahasa Melayu, harus dicari di daerah Campa, Vietnam, Kamboja, dan daratan sepanjang pantai persebaran Bahasa Austronesia. Foto ini menimbulkan dugaan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Cina Selatan yaitu di daerah Yunan. Selain itu, R. von Heine Geldern yang melakukan penelitian tentang distribusi dan kronologi beliung dan kapak lonjong yang ada di Indonesia tiba pada kesimpulan bahwa alat-alat tersebut merupakan hasil persebaran kompleks kebudayaan Bacson-Hoabinh yang ada di daerah Tonkin Indocina atau Vietnam sekarang pandangan-pandangan tersebut diatas, terdapat beberapa teori yang membahas tentang asal-usul manusia yang sekarang menghuni wilayah Indonesia ini. Teori asal usul bangsa Indonesia antara lain sebagai juga Asal Usul dan Proses Kedatangan Nenek Moyang Bangsa IndonesiaTeori YunanTeori asal usul bangsa Indonesia yang pertama adalah Teori Yunan. Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti Geldern, Kern, Foster, Logan, Slamet Muljana, dan Asmah Haji Omar. Secara keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong teori ini yaitu sebagai Tua yang ditemukan di wilayah Indonesia memiliki kemiripan dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Melayu yang berkembang di Indonesia serumpun dengan bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja mungkin berasal dari Dataran Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan ini kemudian dilanjutkan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Indonesia. Kemiripan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja sekaligus menandakan pertaliannya dengan Dataran ini merupakan teori yang paling populer dan diterima oleh banyak pasangan. Berdasarkan teori ini, orang-orang Indonesia datang dan berasal dari Yunan. Kedatangan mereka ke Kepulauan Indonesia ini melalui tiga gelombang utama, yaitu perpindahan orang Negrito, Melayu Proto, dan juga Melayu NegritoOrang Negrito merupakan penduduk paling awal di Kepulauan Indonesia. Mereka diperkirakan sudah mendiami kepulauan ini sejak 1000 SM. Hal ini didasarkan pada hasil penemuan arkeologi di Gua Cha, Kelantan, Malaysia. Orang Negrito ini kemudian menurunkan orang Semang, yang sekarang banyak terdapat di Malaysia. Orang Negrito mempunyai ciri-ciri fisik berkulit gelap, berambut keriting, bermata bundar, berhidung lebar, berbibir penuh, serta ukuran badan yang ProtoPerpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Indonesia diperkirakan terjadi pada SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju daripada orang Negrito. Hal ini ditandai dengan kemahirannya dalam bercocok DeutroPerpindahan orang Melayu Deutro merupakan gelombang perpindahan orang Melayu kuno kedua yang terjadi pada SM. Mereka merupakan manusia yang hidup di pantai dan mempunyai kemahiran dalam asal usul bangsa Indonesia ini menyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Indonesia ini tidak berasal dari luar melainkan mereka sudah hidup dan berkembang di wilayah Indonesia itu ini didukung oleh sarjana-sarjana seperti J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Akan tetapi, nampaknya teori ini kurang populer dan kurang banyak diterima oleh masyarakat. Teori Indonesia didasarkan pada alasan-alasan seperti di bawah Melayu dan bangsa Jawa mempunyai tingkat peradaban yang tinggi. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa bahasa Melayu serumpun dengan bahasa Champa Kamboja. Baginya, persamaan yang berlaku di kedua bahasa tersebut adalah suatu fenomena yang bersifat “kebetulan”.Manusia kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang terdapat di Pulau Jawa. Penemuan manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang Melayu itu keturunan dari manusia kuno tersebut, yakni berasal dari yang berkembang di Indonesia yaitu rumpun bahasa Austronesia, mempunyai perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang berkembang di Asia Tengah yaitu bahasa out of AfricaHasil penelitian mutakhir/kontemporer menyatakan bahwa manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Setelah mereka berhasil melalui proses evolusi dan mencapai taraf manusia modern, kemudian mereka bermigrasi ke seluruh benua yang ada di dunia dari teori asal usul bangsa Indonesia ini adalah berdasarkan ilmu genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Menurut ahli dari Amerika Serikat, Max Ingman, manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun Afrika, mereka menyabar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Ingman, tidak ada bukti yang menunjukan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika diperkirakan berlangsung sekitar tahun silam. Tujuannya adalah menuju Asia Barat. Jalur yang mereka tempuh ada dua, yaitu mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan yang kedua melewati Laut jalur kedatangan berdasarkan teori Out of africa. Foto tahun yang lalu bumi memasuki zaman glasial terakhir dan permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser. Dengan keadaan seperti ini mereka sangat memungkinkan menyeberangi lautan hanya dengan menggunakan perahu memasuki Asia, beberapa kelompok tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia Timur, Indonesia, dan bahkan sampai ke Barat Daya Australia, yaitu dengan ditemukannya fosil laki-laki di Lake Mungo. Jejak paling kuat untuk membuktikan bahwa manusia Afrika telah bermigrasi hingga ke Australia adalah jejak kita bersandar pada teori ini, maka bisa dikatakan bahwa manusia yang hidup di Indonesia sekarang ini merupakan hasil proses migrasi manusia modern yang berasal dari Afrika penelitian terbaru menunjukkan bahwa fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia atau khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak mempunyai hubungan langsung dengan manusia demikian, nampaknya jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia khususnya Jawa, seperti Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan sebagainya telah mengalami kepunahan. Mereka pada akhirnya digantikan oleh komunitas manusia yang berasal dari Afrika yang melakukan proses migrasi hingga sampai di Kepulauan teori ini perlu terus dikaji dan disosialisasikan, sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Namun Homo Erectus yang pernah tinggal di Pulau Jawa mempunyai sejarah menarik karena dapat bertahan sekitar tahun lebih lama dari jenis yang sama yang tinggal di tempat lain di Asia, bahkan mungkin bertahan sekitar 1 juta tahun lebih lama dari yang tinggal di fosil Homo Erectus terakhir yang ditemukan di Ngandong dan Sambung Macan Jawa Tengah sekitar sampai tahun. Homo Erectus javaman di Pulau Jawa diduga pernah hidup dalam waktu yang bersamaan dengan Homo Sapiens manusia modern.Sampai saat ini, penyebab kepunahan java man masih misteri. Diduga salah satu penyebabnya ialah karena keterbatasan strategi hidup mereka. Tidak ditemukannya peralatan dari batu misalnya untuk membelah daging atau untuk berburu di sekitar fosil mereka menunjukkan bahwa kehidupannya masih sangat mereka memakan daging dari binatang yang telah mati scavenger. Kolonisasi Homo Sapiens yang berasal dari Afrika berhasil, karena mereka punya strategi hidup yang lebih baik dibanding penduduk asli Homo juga materi sebelumnya Jenis-Jenis Manusia Praaksara di Indonesia - Bangsa Proto Melayu merupakan nenek moyang bangsa Indonesia yang datang ke Nusantara sekitar 1500 SM. Kedatangan bangsa Proto Melayu ke Nusantara melalui dua jalur, yakni jalur barat dan jalur timur. Bangsa Proto Melayu atau Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan penghuni Nusantara saat adalah banyaknya peralatan dari batu yang dihaluskan. Salah satu peralatan Bangsa Proto Melayu adalah kapak persegi yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi Utara. Baca juga Bangsa Proto Melayu Jalur Persebaran, Ciri-ciri, dan Peninggalan Jalur Timur Rute Migrasi Bangsa Proto Melayu Bangsa Proto Melayu awalnya tersebar di Madagaskar sampai pulau paling timur di Pasifik. Setelah itu, mereka bergerak memasuki Provinsi Yunan di China Selatan dan bermigrasi ke Indocina, Siam, hingga ke Kepulauan Indonesia. Bangsa Proto Melayu ini tercatat mulai memasuki wilayah Indonesia pada sekitar 1500 satu jalur persebaran Bangsa Proto Melayu di Nusantara adalah melalui jalur timur. Adapun jalur timur migrasi Bangsa Proto Melayu adalah melalui Filipina, kemudian masuk ke Sulawesi. Setelah masuk lewat Sulawei, Bangsa Proto Melayu lalu menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Baca juga Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Berikut adalah peta persebaran bangsa Proto Melayu via jalur timur. w Peta Persebaran Bangsa Proto Melayu ke Indonesia melalui jalur timur Referensi Sugiarti, Etty. 2010. Ensiklopedia Zaman Prasejarah. Semarang ALPRIN. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. - Deutro Melayu merupakan sebutan bagi suku bangsa yang disinyalir sebagai salah satu leluhur dari sebagian besar orang Indonesia saat ini. Karena suku bangsa ini bukan penduduk asli kepulauan di nusantara, jalur migrasi Deutro Melayu dan persebarannya di Indonesia menjadi topik pembahasan utama di kalangan ahli sejarah. Pendapat mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia memang beragam. Catatan tentang kapan dan dari mana nenek moyang bangsa Indonesia datang hingga kini menjadi diskusi penting terkait sejarah asal usul bangsa dari buku Sejarah Indonesia SMA terbitan Kemdikbud 2020, salah satu teori asal-usul Bangsa Indonesia menyimpulkan bahwa nenek moyang mayoritas penduduk kepulauan nusantara berasal dari Yunan, kawasan di Cina selatan. Pendatang dari Yunan ini bermigrasi ke wilayah kepulauan yang kini menjadi wilayah Indonesia via sungai-sungai besar di daratan Asia Tenggara dan laut. Mereka juga datang secara ditarik garis waktu yang merentang selama beberapa abad sebelum masehi, gelombang para pendatang dari Yunan itu bisa dibedakan menjadi 2, yakni Proto Melayu dan Deutro Melayu. Gelombang pertama yang bemigrasi ke Indonesia pada 3000 SM hingga 1500 SM disebut sebagai Proto Melayu. Kedatangan mereka ditandai dengan ciri-ciri kebudayaan neolitikum, seperti jenis perahu bercadik satu. Baca juga Mengenal Ciri-Ciri Fisik Ras Mongoloid Serta Penyebarannya Sejarah Manusia Purba Homo Sapiens Penemu, Lokasi, Ciri-ciri Fosil Lalu pendatang gelombang kedua dengan waktu migrasi dari Yunan ke nusantara pada kurun 1500 SM hingga 500 SM disebut dengan istilah Deutro orang-orang Deutro Melayu ke Indonesia ditandai jejak peninggalan perahu bercadik dua. Peninggalan lain dari orang-orang Deutro Melayu yang bisa terlacak dari sejumlah penggalian, adalah benda-benda berbahan perunggu dan logam. Jalur Migrasi Deutro Melayu dan Persebarannya Bangsa Deutro Melayu tiba di Indonesia pada sekitar tahun 500 SM. Sesuai dengan sejumlah bukti sejarah yang ditemukan, bangsa Deutero-Melayu masuk ke wilayah kepulauan Indonesia melalui jalur Deutro Melayu diperkirakan semula bergerak untuk bermigrasi ke sekitar hulu sungai Salwen dan sungai Mekhong. Alasan migrasi tersebut kemungkinan bencana alam atau serangan dari suku bangsa lain. Mengutip dari ulasan di Jurnal Fajar Historia Vol. 3, 2019, jalur migrasi bangsa Deutro Melayu ke nusantara bermula dari Yunan diperkirakan wilayah di sekitar Teluk Tonkin, lalu menuju wilayah Vietnam, Thailand, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Indonesia. Setelah tiba di semenanjung Malaya, orang-orang Deutro Melayu berlayar ke Sumatra. Kemudian, secara bertahap, mereka menyebar ke kawasan Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Orang-orang Deutro Melayu lantas berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di nusantara menjadi suku-suku yang masih ada sampai saat ini seperti Melayu, Minang, Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Persebaran Deutro Melayu meliputi semua kepulauan di Indonesia, kecuali beberapa pulau di sekitar Papua. Bangsa Deutro Melayu datang ke nusantara sembari membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, kawasan di Vietnam Utara. Kebudayaan logam itu terlihat dari peninggalan mereka, seperti candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. Peninggalan-peninggalan ini pula yang menunjukkan bahwa peradaban Deutro Melayu sudah lebih tinggi dari bangsa Proto Melayu. Menukil dari Buku Sejarah Indonesia Kemdikbud 2017, bangsa Deutro Melayu juga menguasai keahlian di bidang pengolahan tanah. Karena itu, mereka sudah bisa membuka hutan dan lantas menjadikannya areal pertanian lengkap dengan saluran Deutro Melayu pun diduga sudah menggunakan ilmu perbintangan untuk membantu kegiatan pelayaran mereka di laut. - Pendidikan Kontributor Muhammad Iqbal IskandarPenulis Muhammad Iqbal IskandarEditor Addi M Idhom Harry Widianto, kepala riset Balai Arkeologi Yogyakarta. Fernando Randy/Historia. Penutur Austronesia yang diyakini bermigrasi dari Taiwan bukan satu-satunya populasi ras Mongoloid yang pernah mendiami Nusantara. Ada kelompok lain yang diperkirakan lebih dulu bermigrasi ke Nusantara, bergerak dari Asia Daratan, melewati rute barat. Austronesia adalah istilah yang diberikan ahli linguistik untuk menyebut rumpun bahasa yang dituturkan oleh orang di Kepulauan Indo-Malaysia dan kawasan Oceania. Rumpun bahasa Austronesia terdiri dari bahasa dan digunakan oleh sekira 270 juta penutur. Sebelum masa kolonialisme Eropa, persebaran bahasa Austronesia mencapai lebih dari separuh belahan dunia. Penuturnya meliputi Madagaskar di ujung barat hingga Kepulauan Paskah di ujung timur Pasifik, serta dari Taiwan-Mikronesia di batas utara hingga Selandia Baru di batas selatan. Kepala riset Balai Arkeologi Yogyakarta, Harry Widianto, menjelaskan kawasan penutur bahasa Austronesia di Indonesia sangat luas. Indonesia berada di tengah kawasan sebaran. “Penghuninya melingkupi 60 persen lebih dari seluruh penutur Austronesia di dunia,” kata Harry. Mayoritas penutur bahasa Austronesia adalah orang-orang di Indonesia bagian barat. Sedangkan orang-orang di Indonesia timur hingga kini memakai bahasa non-Austronesia atau Bahasa Papua. Secara bahasa, warisan Austronesia ditandai dengan kata-kata yang mirip dalam bunyi dan makna. Beberapa kata, seperti bilangan satu sampai sepuluh di berbagai kawasan persebaran Austronesia, menunjukkan kekerabatan itu. Misalnya, dalam bahasa Jawa kuno, hitungan satu sampai sepuluh, yaitu sa, rwa, telu, pat, lima, nem, pitu, wwalu, sanga, sapuluh. Dalam bahasa Minangkabau, hitungan satu sampai sepuluh, yaitu ciek, duo, tigo, ampek, limo, anam, tujuah, salapan, sambilan, sapuluah. Dalam bahasa Bugis, hitungannya menjadi seddi, dua, tellu, eppa, lima, enneng, pitu, aruwa, asera, seppulo. Tak jauh beda dengan Tagalog, bahasa resmi di Filipina, yaitu isá, dalawa, tatló, ápat, lima, ánim, pitó, waló, siyám, sampû. Dua Cabang Migrasi Banyak ahli mengatakan bahwa persebaran rumpun bahasa Austronesia yang luas disebabkan proses perpindahan bangsa penutur rumpun bahasa itu ke luar dari daerah asalnya. Peter Bellwood, dosen arkeologi di School of Archaeology and Anthropology Australian National University, dalam Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia, mengajukan teori bahwa daerah asal bangsa Austronesia adalah Taiwan dan pantai Cina bagian selatan yang kemudian turun ke selatan melewati Filipina dan masuk ke Nusantara. Daerah itu menghasilkan bukti budaya khas Austronesia yang paling tua di Asia Tenggara. Seperti situs Hemudu di teluk Hangzou, Provinsi Zhejiang yang berumur tahun. Selanjutnya, pada tahun yang lalu, mereka menyebar ke berbagai bagian dunia. Mereka tiba di Nusantara paling tidak tahun yang lalu, sebelum mereka mencapai wilayah Pasifik pada tahun yang lalu. “Rute migrasi mereka itu yang diyakini teori Out of Taiwan, yang menyebut wilayah Cina bagian selatan, kemungkinan wilayah Fujian atau Zhejiang, adalah daerah asal mereka sebelum bermigrasi ke Taiwan,” kata Harry. Bangsa Austronesia banyak dikaitkan dengan dimulainya budaya Neolitik di Nusantara. Munculnya budaya ini dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah pendudukan manusia di wilayah itu karena membawa perubahan yang signifikan. Budaya khas ini ditandai oleh kehidupan masyarakat yang menetap, penjinakan tanaman dan hewan, peralatan batu yang dipoles, pembuatan tembikar, perhiasan, dan pemujaan leluhur. Semua itu diyakini dibawa para penutur Austronesia sembari mereka berdiaspora. Rupanya penutur Austronesia bukan satu-satunya yang dihubungkan dengan persebaran budaya Neolitik. Kemungkinan ini diungkap pula oleh Truman Simanjuntak, arkeolog senior di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, dalam “The Western Route Migration a Second Probable Neolithic Diffusion to Indonesia” termuat di New Perspectives in Southeast Asian and Pacific Prehistory. Herawati Supolo-Sudoyo, peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Fernando Randy/Historia. Menurut Truman data baru dari berbagai disiplin ilmu mengungkapkan kemungkinan masuknya budaya Neolitik lain dari Asia Tenggara Daratan yang kemudian masuk ke Indonesia bagian barat. Ini nampak ketika melihat temuan di situs Gua Sireh di Sarawak, Malaysia Borneo, memiliki lebih banyak kesamaan dengan yang ada di Semenanjung Malaysia dan Thailand daripada yang tersebar melalui jalur Taiwan dan Filipina. Rute migrasi ini pun mencapai Indonesia barat lebih awal ketimbang migrasi rute timur oleh para penutur Austronesia. Mereka diperkirakan mulai bermigrasi ke Nusantara sekira tahun lalu. Pembawanya mungkin orang-orang yang berbahasa Austroasiatik, rumpun bahasa yang berbeda dengan Austronesia namun diduga tetap berasal dari satu rumpun yang sama. Truman menjelaskan, Austronesia dan Austroasiatik berasal dari bahasa Austrik yang dipakai di Yunan. Bahasa itu kemudian terpecah dan berkembang masing-masing. Bahasa Austroasiatik digunakan di sekitar Asia Tenggara Daratan. Adapun bahasa Austronesia digunakan di sekitar wilayah kepulauan, seperti Taiwan, Filipina, Pasifik, Madagaskar, hingga Pulau Paskah, sesuai persebarannya. Bedanya adalah produk budayanya. Austroasiatik dicirikan dengan tembikar berhias tali. Sedangkan Austronesia ditandai dengan gerabah berslip merah. Bukti Genetika Kemungkinan leluhur Nusantara datang lewat jalur barat itu dibuktikan secara genetika. Herawati Supolo-Sudoyo, peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, menjelaskan adanya pembauran gen leluhur penutur Austronesia dengan penutur Austroasiatik yang menetap di Indonesia bagian barat. Misalnya, gen manusia Jawa membawa gen Austroasiatik dan Austronesia. Begitu pula manusia etnis Dayak dan manusia di Pulau Sumatra yang nampak pada etnis Batak Toba dan Batak Karo. Dua gen leluhur itu kian tak muncul semakin ke timur. Misalnya, penduduk Lembata dan Suku Lamaholot, Flores Timur, membawa genetika Papua Melanesia dengan persentase paling tinggi dan sedikit genetika bangsa penutur Austronesia. Lebih ke timur, misalnya penduduk di Pulau Alor, semakin kuat genetika Papuanya. Baca juga Fosil dan Lokasi Temuan Leluhur Manusia Indonesia “Latar belakang genetis itu bergradasi. Dari Indonesia, red. barat Austronesia yang dominan, lalu gen Papua dimulai dari NTT, Alor, dan seterusnya di Indonesia bagian timur, red.,” kata Herawati. Genetika juga membuktikan migrasi kelompok Austroasiatik ini terjadi lebih dulu dibandingkan migrasi Austronesia. Dari asalnya di Yunan, mereka tak pergi ke Taiwan tapi langsung ke selatan menuju Asia Tenggara Daratan, seperti Vietnam dan Kamboja, menyusuri Semenanjung Malaya hingga ke Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Dua kelompok sesama ras Mongoloid itu penutur Austronesia dan Austroasiatik kemudian berbaur di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Jika kini seluruh masyarakat akhirnya berbahasa Austronesia, itu karena penuturnya lebih bisa mempengaruhi penutur Austroasiatik kendati lebih dulu tiba di Nusantara. Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia – Indonesia adalah bangsa yang besar dengan berbagai macam suku, ras, agama, dan wilayahnya. Itulah sebabnya wajar jika bangsa Indonesia juga memiliki banyak kebudayaan. Termasuk kekayaan alam, kekayaan intelektual, dan kekayaan leluhurnya. Dri luas dan besarnya bangsa ini, apakah Grameds pernah berpikir tentang bagaimana teori asal usul nenek moyang Indonesia itu ada? Sebagai generasi bangsa kita tentu perlu mengetahui bagaimana sejarah teori asal usul nenek moyang Indonesia ini agar bisa belajar banyak hal tentang perkembangan corak hidup leluhur bangsa kita. Kita mungkin lebih popular dengan sejarah bangsa kita mulai dari penjajahan belanda sampai akhirnya masa sejarah kemerdekaan Negara Indonesia. Padahal, jauh sebelum menempati masa sejarah itu, kita juga memiliki sejarah bagaimana akhirnya kita memiliki beragam suku dan budaya di beberapa wilayah. Mulai dari Sabang sampai Merauke memiliki sejarah panjang hingga akhirnya masuk menjadi suku bangsa Indonesia. Ada beberapa teori asal usul nenek moyang Indonesia yang popular di kalangan para ahli, baik ahli atau pakar dari dalam negeri atau dari luar negeri. Berikut ini teori- teori asal usul nenek moyang Indonesia yang perlu Grameds ketahui Teori Asaal Usul Nenek Moyang Indonesia1. Teori Yunana. Proto Melayub. Deutero Melayuc. Melanesoid d. Bangsa PrimitifManusia Pleistosen PurbaSuku WedoidSuku Negroid2. Teori Nusantara3. Teori Out Of Africa4. Teori Out Of Taiwan Ada empat teori utama yang perlu Grameds ketahui tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia seperti berikut ini 1. Teori Yunan Teori Yunan ini mengungkapkan asal usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah Tiongkok, tepatnya daerah Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan wilayah Yunan di sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah yang subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa lain maka mereka mulai bergerak untuk berpindah. Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kebudayaan kelautan yang sangat baik, yakni sebagai penemu model asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal- kapal bangsa Indonesia saat itu. Penduduk Austronesia yang masih termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantaraini kemudian menetap dan akhirnya disebut bangsa Melayu Indonesia. Orang- orang inilah yang menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia sekarang. Para Ahli yang sepakat dengan teori ini antara lain Logon, Geldern, Kern, dan Foster. Dasar utama teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah Asia Tenggara. Penemuan tersebut menandakan adanya proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara ke kepulauan di Nusantara. Adanya migrasi manusia tersebut disebabkan karena faktor terdesak oleh bangsa yang lebih kuat. Berdasarkan peristiwa tersebut, teori Yunanan menendakan ada tiga glombang kedatangan tersebut, antara lain Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanosoid. Hal yang mendasari teori Yunan berikutnya adalah ditemukannya kesamaan bahasa yang digunakan masyarakat di kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di kamboja, yakni bahasa Melayu Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang- orang Kamboja berasal dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong. Arus migrasi atau perpindahan tersebut kemudian diteruskan saat sebagian mereka melanjutkan pergerakan tersebut sampai ke wilayah kepulauan di Nusantara. Jadi kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Cham di Kamboja menandakan adanya hubungan dengan dataran Yunan. Teori Yunan juga didukung oleh ahli dalam negeri bernama Moh. Ali yang menyatakan bahwa teori asal-usul nenek moyang Indonesia adalah manusia yang berasal dari Yunan. Hal tersebut didasari oleh adanya dugaan perpindahan atau migrasi orang- orang di daerah Mongol ke selatan karena terdesak dengan bangsa- bangsa lain, terutama bangsa yang lebih kuat atau berkuasa. Tiga gelombang perpindahan atau migrasi dalam teori Yunan dijelaskan lebih detail seperti berikut ini a. Proto Melayu Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang- orang Austronesia yang berasal dari Asia yang pertama kali datang di kepulauan Nusantara sekitar tahun 1500 Proto Melayu ini memasuki wilayah nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat melalui Malaysia-Sumatera dan jalur timur melalui Filipina –Sulawesi. Bangsa Proto Melayu ini memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan manusia purba tersebutnya adalah batu baru atau disebut juga zaman neolithikum yang pembuatan batunya sudah dihaluskan. Berdasarkan penelitian Van Heekeren di Kalumpang atau daerah Sumatera utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong. Tradisi tersebut dibawa oleh orang-orang Autranesia yang datang dari arah Utara atau melalui Filipina dan Sulawesi. Perlu Grameds ketahui bahwa anak keturunan asli bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan Suku Toraja yang masuk dalam suku bangsa Indonesia. b. Deutero Melayu Bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda kemudian berhasil mendesak dan akhirnya berasimilasi dengan bangsa pendahulunya, yakni bangsa proto Melayu. Hal ini terjadi pada kurun waktu sekitar tahun 400-300 S, yakni gelombang kedua nenek moyang bangsa Indonesia datang ke wilayah Nusantara. Bangsa Melayu muda ini masuk ke Nusantara dengan jalur barat dengan menempuh rute dari Yunan lebih tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, dan sampai akhirnya sampai di wilayah Nusantara. Bangsa ini telah memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa pendahulunya Proto Melayu karena sudah bisa menghasilkan barang-barang dari perunggu dan besi. Contohnya kapak corong, kapak serpatu, dan bentuk- bentuk nekara. Selain kebudayaan logam, bangsa ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan megalithikum. Contohnya membuat menhir atau tugu batu, dan unden berundak. Keturunan bangsa Deutro melayu atau Melayu Muda ini adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa Indonesia. c. Melanesoid Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar wilayah Papua pada akhir zaman es SM. d. Bangsa Primitif Sebelum masuknya kelompok- kelompok bangsa melayu Proto Melayu dan Deutro Melayu di Nusantara, sebenarnya sudah ada kelompok manusia yang telah lebih dulu tinggal di wilayah ini. Kelompok tersebut termausk dalam bangsa primitive dengan budaya yang masih sangat sederhana. Berikut ini rincian penjelasan tentang bangsa primitif di Nusantara Manusia Pleistosen Purba Manusia purba saat itu selalu hidup nomaden, alias berpindah-pindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Begitu pula dengan kebudayaan yang mereka miliki sehingga corak hidup mereka tidak dapat diikuti kembali. Kecuali pada beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang masih sangat sederhana atau disebut juga dengan istilah teknologi paleolitik. Suku Wedoid Sisa- sia kelompok dari suku Wedoid sampai saat ini sebenarnya masih ada, yakni suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Kelompok suku ini bertahan hidup dengan mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan dengan sederhana. Itulah sebabnya suku Wedoid sulit menyesuaikan diri dengan masyarakat modern. Suku Negroid Di wilayah Indonesia sudah tidak ditemukan lagi dari sisa- sisa suku Negroid. Namun masih ada di pedalaman Malaysia dan Filipina dari keturunan suku Negroid ini. Suku yang masuk dalam suku ini adalah suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Filipina. 2. Teori Nusantara Teori asal usul nenek moyang Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa dibilang sangat berbeda dengan teori Yunan. Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Muhammad Yamin. Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari pada hipotesis bahwa bangsa Melayu telah melewati proses perkembangan budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah tersebut. Teori Nusantara juga didukung dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja karena sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu memiliki kompetensi berasal dari Jawa. Berdasarkan perbedaan bahasa, hal tersebut terjadi karena bahasa bangsa Austronesia mengalami perkembangan di daerah Nusantara tersebut dengan bahasa yang telah berkembang di wilayah Asia tengah, yakni bahasa Indo-Eropa. 3. Teori Out Of Africa Teori Out Of Africa adalah teori asal usul nenek moyang Indonesia yang lebih berbeda dari versi teori- teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki. Merek kemudian bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar tahun yang lalu. Pada sekitar tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser. Pada masa itu memang memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan menggunakan perahu sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia kemudian terpecah menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah atau Asia Barat Daya da nada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai Smeenanjung Arab menuju India, Ais Timur, Australia, termasuk Indonesia. Fenomena tersebut diperkuat dengan penemuan fosil laki- kali di bagian wilayah Lake Mungo. Selain itu ada dua jalur yang diperkirakan menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa Afrika di masa itu, yakni jalur untuk menuju Lembah Sunga Nil. Wilayah tersebut melintasi Semenanjung Sinai kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan jalur yang juga melewati Laut merah. 4. Teori Out Of Taiwan Teori asal usul nenek moyang Indonesia ini hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori Out Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini. Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa yang masuk dalam rumpun bahasa Austranesia. Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama yang menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara mengadopsi budaya Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia seperti saat ini. Nah, itulah penjelasan tentang teori asal-usul nenek moyang Indonesia. Apakah ada teori yang Grameds yakini menjadi teori asal usul bangsa kita? Anggapan teori tersebut tentu berdasarkan data, bukti, dan penelitian- penelitian yang sangat banyak. Hal ini menandakan bahwa untuk belajar sejarah kita membutuhkan banyak referensi agar menemukan kepingan-kepingan jawaban. Jika Grameds tertarik mempelajari sejarah tentang teori asal-usul nenek moyang Indonesia atau sejarah bangsa lainnya, maka bisa kunjungi koleksi Gramedia di Grameds juga bisa menemukan referensi buku untuk pelajaran sejarah di sekolah, mulai dari bangku sekolah dasar, SMP, SMA SMK dan sederajat, sampai buku perspektif yang lebih luas. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia tentang sejarah bangsa Indonesia yang bisa Grameds baca Selamat Belajar. SahabatTanpabatas. REKOMENDASI BUKU TENTANG “TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG INDONESIA DAN SEJARAH INDONESIA” Sejarah Umat Manusia karya Hendrik Van Loon terbit pertama kali pada tahun 1921, dan kemudian menerima penghargaan John Newberry pada tahun 1922. Buku ini sudah dimutakhirkan isinya sampai pada ke era sosial media oleh Robert Sullivan yang merupakan seorang penulis sejarah. Itulah sebabnya buku ini menjadi sebuah buku sejarah manusia terlengkap dari sisi linimasa, selain itu juga tetap sederhana dan menyenangkan untuk dibaca semua orang dan usia meskipun berbau sejarah yang kental dengan deskripsi dan kisah. Jika Grameds pernah melihat foto gadis- gadis Bali tempo dulu yang bertelanjang dada di masa pra kemerdekaan, kita mungkin akan berpikir “Mungkinkah Ken Dedes sang Ratu Singhasari dari kerajaan bercorak Hindu juga bertelanjang dada, bahkan di hadapan rakyat- rakyatnya”. Lebih lanjut akan muncul banya pertanyaan, seperti Apakah terjadinya pemberontakan yang telah dicanangkan oleh Pangeran Diponegoro sampai memicu Perang Jawa merupakan dalih untuk memahkotai diri lepas dari takhta kerajaan Mataram? Apakah benar bahwa letusan Tambora itu pernah menyapu peradaban bercorak kesultanan Islam hingga tidak berbekas sama sekali? Benarkah akar pemikiran Bung Karno adalah ajaran teosofi Tarekat Mason yang diperolehnya dari sang ayah? “Sejarah Nusantara Yang Disembunyikan” adalah buku yang berisi fragmen- fragmen sejarah yang telah berhasil ditemukan, baik itu karena sengaja disembunyikan atau tersembunyi belum ada penelitian yang mengungkap hal tersebut. Buku ini kemudian terbagi menjadi empat periode, yakni masa Hindu-Buddha, masa Islam, masa Kolonial, dan masa Pasca-Kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya tidak ada kebenaran yang hakiki, melainkan kebenaran hakiki hanya ada di langit. Begitu pula dengan kebenaran sejarah karena pada dasarnya, sejarah adalah diskontinu, seperti kata Foucault. Bayangkan saja bahwa uang yang dipakai oleh orang Medan berbeda dengan yang digunakan oleh orang Surabaya? Bagaimana jika itu terjadi di banyak daerah di Indonesia? Sejarah mencatat, perbedaan itu pernah terjadi di Indonesia, yakni ketika peredaran Oeang Republik Indonesia mengalami gangguan. Saat itu, pemerintah mengeluarkan uang daerah yang berlaku sementara, yang kemudian disebut sebagai Oeang Republik Indonesia Daerah. ORIDA Oeang Republik Indonesia Daerah 1947–1949 merupakan buku yang tak hanya menjadi referensi bagi para penggiat numismatika, tetapi juga membingkai warisan sejarah Indonesia. Dengan menampilkan kisah yang melatarbelakangi masing-masing uang daerah, foto, dan penjelasannya, buku ini berhasil memotret bagaimana Republik ini berusaha mempertahankan kedaulatannya di masa-masa awal kemerdekaan. Buku ini jelas akan menjadi pijakan dan panduan penting bagi setiap anak bangsa untuk memahami sejarah Indonesia melalui koleksi mata uang yang beredar pada zamannya. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

peta jalur migrasi nenek moyang bangsa indonesia