Ketahuilahukhti bahwa orang-orang tersebut di atas termasuk jenis orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang artinya "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al-Maa'uun: 4-5) Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta'ala berkata, yang dimaksud orang Sejatinyashalat itu bisa menggugurkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Meskipun demikian, tidak berarti orang yang rajin shalat akan diterima di sisi Allah, malahan ada banyak golongan orang yang shalat tapi pada akhirnya mereka masuk neraka. Tentang Kami; Redaksi; Pedoman Media Siber; Disclaimer; Orang orang yang bersalah itu menjawab: "kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat" Al-ayat. "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al Maa'un [107] : 4-5) (Lihat Al Manhajus Salafi 'inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, 189-190) Ath Thabrani, shahih). Seiring dengan itu, beliau ﷺ pernah lupa dalam shalatnya. Sementara orang yang lalai dari shalatnya adalah orang yang memang sengaja sembrono dalam melaksanakan shalatnya. Diantara bentuk kelalaian dari shalat adalah suka meninggalkan shalat berjama'ah. Tidak diragukan lagi bahwasanya mereka termasuk orang-orang yang Iamelihat seseorang yang main-main dalam shalatnya lalu berkata, "Kalau hati orang ini khusyu' tentu raganya juga khusyu'." Ibul Qayyim Lima tingkatan manusia dalam shalat: Pertama: Tingkatan orang yang mendzalimi dan sia-sia. Orang yang selalu kurang dalam hal wudhu'nya, waktu-waktu shalatnya, batasan-batasannya, dan rukun-rukunnya. Orangorang yang lalai dalam solatnya adalah, mereka yang terlalu asyik dengan perkara yang diminatinya seperti, bermain atau menonton bola atau sukan lainnya, berhibur, menonton televisyen dan sebagainya yang menyebabkan mereka melewatkan solat atau; malah tidak bersolat langsung. Na'uzubillah, janganlah kita termasuk dalam golongan ini 2n3Z. Dapatkan Update berita melalui notifikasi browser Anda. Jum'at, 16 Juni 2023 Suandri Ansah Selasa, 31 Agustus 2021 - 1453 WIB Ilustrasi shalat di masjid. Foto iStock. Jakarta - Ummat Islam wajib melaksanakan shalat minimal 17 rakaat dalam lima waktu sehari. Keutamaan ibadah tersebut didapat bila kita tidak lalai dalam surah Al Ma'un ayat 4, Allah berfirman "Celaka lah orang yang shalat". Ancaman ini dikhususkan bagi mereka yang lalai dalam beribadah. Lalu seperti apa indikasi orang lalai dalam shalat?Ini 6 ciri-ciri orang lalai dalam shalat melansir Fatwa Tarjih1. Asal BerwudhuSaat berwudhu, orang-orang lalai ini tidak memperhatikan tatacara wudhu yang Tak Peduli KebersihanMereka yang lalai dalam shalat tidak mempedulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk Suka MenundaSebagian dari ummat Islam kadang suka menunda waktu shalat, padahal mampu mengerjakannya di awal Terburu-buruMereka yang lalai termasuk juga orang yang shalatnya terburu-buru atau tidak tuma' Tidak KhusyukOrang yang lalai dalam shalat termasuk juga tidak khusyuk atau bersungguh-sungguh mengingat Allah. Namun malah memikirkan hal Tak Jaga Kesempurnaan ShalatMendirikan salat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara salat, dari segi rukun maupun mencegah dari sifat-sifat lalai ini, ummat Islam harus mulai membiasakan diri shalat berjamaah di masjid. Sebab dengan cara itu kita bisa terlepas dari sebagian besar ciri-ciri orang yang lalai dalam shalat.bal TOPIK TERKAITkeutamaan shalat berjamaahlalai dalam shalatshalat 5 waktuBERITA TERKAIT Seringkali kita mendengar mengenai Firman Allah dalam surat Al-Ma’un ayat 4 yang artinya “celakalah orang yang shalat”. Bagaimana yang dimaksud dengan lalai dari salat dan tindakan apa saja yang dikategorikan di dalamnya? Indikasi mempermudah salat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa hal, yaitu Pertama, sebelum pelaksanaan salat yang dapat dinilai dari aspek 1 Dalam berwudu, tidak memperhatikan tatacara wudhu yang benar, 2 Tidak memperdulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk salat, 3 Menunda-nunda waktu salat padahal mampu mengerjakannya lebih awal. Kedua, dalam pelaksanaan salat. Mepermudah salat sewaktu pelaksanaan salat, ciri-cirinya antara lain 1 Meniadakan aspek tuma’ninah berhenti sejenak sampai sempurna bacaan doa, 2 Mendirikan salat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara salat, dari segi rukun maupun sunahnya, 3 Lupa bahwa dengan salat seorang muslim sedang berhadapan dan berdoa kepada Allah. Adapun yang dimaksud dengan lalai dari salat dapat dikategorikan ke dalam dua hal Pertama, lalai pada waktu salat, yaitu tidak untuk mengingat Allah tetapi justru kepada yang lain. Seperti ingat menonton sepak bola, ingat teman dan lain-lain. Padahal Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 14 وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي طه ١٤ dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Thaha14 Kedua, lalai sesudah salat, dalam artian tidak mampu mewujudkan tujuan salat, yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah surat al-Ankabut ayat 45 إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ العنكبوت ٤٥ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Al-Ankabut45 Oleh karena itu dalam mendirikan salat seorang muslim seharusnya 1 Menyempurnakan syarat, 2 Menyempurnakan rukun, 3 Menyempurnakan sunnah, 4 Tepat waktu, 5 Memberi bekas pada pribadi mukmin baik dari segi hubungn vertikal maupun horizontal. Inilah inti dari firman Allah surat al-Mukminun ayat 1-2 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ١ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ٢ المؤمنون ١-٢ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya. Al-Mukminun1-2 Ketiga, termasuk kategori lalai dari salat, yang mengetahui kewajiban salat tetapi tidak mau melaksanakannya. Wallahu a’lam bishshawab. Sumber Hits 3405 Makna “Celakalah Orang yang Shalat…” Apa makna ayat yang mengatakan, “Celakalah Orang yang Shalat…” Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa ba’du, Al-Hafidz Ibu Katsir pernah mengatakan, metode tafsir yang paling bagus adalah tafsir al-Quran dengan al-Quran. Tafsir Ibnu Katsir, 1/7. Firman Allah mengenai kecelakaan bagi orang yang shalat, telah dijelaskan di lanjutan ayat, فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. QS. al-Ma’un 4 -5. Sehingga makna, Celakahlah orang yang shalat’ adalah mereka yang lalai dari shalatnya. Bentuk lalai dalam shalat, beraneka ragam. Secara umum, bisa kita bagi menjadi beberapa tingkatan, [1] Lalai hingga meninggalkan shalat. Seperti mereka yang tidak pernah shalat sama sekali, atau mereka yang bolong-bolong shalatnya, atau mereka yang menunda-nunda shalat hingga keluar waktu. Model semacam ini yang diceritakan para sahabat. وقال ابن مسعود والله ما تركوها البتَّة ولو تركوها البتة كانوا كفاراً ، ولكن تركوا المحافظة على أوقاتها . وقال ابن عباس يؤخِّرونها عن وقتها Ibnu Mas’ud mengatakan, demi Allah, mereka tidak meninggalkan semua shalat. Andai mereka sama sekali tidak shalat, mereka kafir. Namun mereka tidak menjaga waktu shalat. Ibnu Abbas mengatakan, Makna ayat’ adalah mereka mengakhirkan shalat hingga keluar waktu. Zadul Masir, 6/194. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahkan menyebut shalatnya orang munafik. Dia secara sengaja menunda-nunda waktu shalat, hingga mendekati berakhirnya waktu shalat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, تِلْكَ صَلاَةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَىِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لاَ يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً Itulah shalatnya orangn munafik.. duduk santai sambil lihat-lihat matahari. Hingga ketika matahari telah berada di antara dua tanduk setan menjelang terbenam, dia baru mulai shalat, dengan gerakan cepat seperti mematuk 4 kali. Tidak mengingat Allah dalam shalatnya kecuali sedikit. HR. Muslim 1443 & Ahmad 11999. [2] Lalai dalam bentuk tidak perhatian dengan rukun shalat, sehingga shalatnya batal Umumnya yang sering menjadi korban adalah rukun thumakninah. Banyak orang yang terlalu cepat dalam mengerjakan gerakan rukun. Thumakninah adalah tenang sejenak setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu gerakan rukun shalat. Tumakninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna. Tumakninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna, dst. Tumakninah dalam setiap gerakan rukun shalat merupakan bagian penting dalam shalat yang wajib dilakukan. Jika tidak tumakninah maka shalatnya tidak sah. Karena tumakninah hukumnya rukun shalat maka kita tidak boleh bermakmum dengan orang yang shalatnya terlalu cepat dan tidak tumakninah. Bermakmum di belakang orang yang shalatnya cepat dan tidak tumakninah, bisa menyebabkan shalat kita batal dan wajib diulangi. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menceritakan, ada seseorang yang masuk masjid dan shalat 2 rakaat. Seusai shalat, dia mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang kala itu ada di masjid. Namun Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyuruhnya untuk mengulangi shalatnya. beliau bersabda, ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ “Ulangilah shalatmu karena shalatmu batal” Orang inipun mengulangi shalat dan datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Tapi beliau tetap menyuruh orang ini untuk mengulangi shalatnya. Ini terjadi sampai 3 kali. Hingga orang ini putus asa dan menyatakan, وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ فَمَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِى “Demi yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak bisa melakukan shalat sebaik dari itu. Makanya ajarilah aku!” Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan cara shalat yang benar kepada orang ini. Beliau mengajarkan, إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَتِكَ كُلِّهَا “Jika engkau mulai shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Al Qur’an yang mudah bagimu. Lalu ruku’lah dan sertaithuma’ninah ketika ruku’. Lalu bangkitlah dan beri’tidallah dengan berdiri sempurna. Kemudian sujudlah sertai thuma’ninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thuma’ninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thuma’ninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap shalatmu.” HR. Bukhari 793 dan Muslim 397. [3] Lalai dalam bentuk tidak melaksanakan penyempurna shalat Seperti tidak memperhatikan pakaian. Allah memerintahkan agar manusia memperhatikan kerapian pakaian ketika shalat. Allah berfirman, يَا بَنِي آَدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ “Wahai anak keturunan Adam, gunakanlah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid/waktu shalat.” QS Al A’raf 31. Termasuk juga, laki-laki yang tidak berjamaah di masjid tanpa alasan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ “Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.” HR. Ibnu Majah 842 dan dishahihkan al-Albani. Termasuk juga tidak meluruskan dan merapatkan shaf ketika shalat berjamaah. Nabi –Shallallahu alaihi wasallam– bahwa beliau bersabda, وَأَقِيْمُوْا الصَّفِّ فِي الصَّلاَةِ, فَإِنَّ إِقَامَةِ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاَةِ “Dan tegakkanlah shaf di dalam shalat, karena sesungguhnya menegakkan shaf termasuk diantara baiknya sholat.” Bukhary 722 dan Muslim 435 Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 YAYASAN YUFID NETWORK 🔍 Doa Meninggalkan Rumah, Arti Kata Fulan, Suami Menolak Berhubungan Intim, Surah Khatam Quran, Agama Iran, Mandi Junub Setelah Subuh KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 SHALAT merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Meninggalkannya akan membawa malapetaka bagi dirinya. Baik itu di dunia maupun di akhirat. Maka, sudah selayaknya jangan berani-berani kita meninggalkan kewajiban yang satu ini. Sebab, apa yang dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya sudah pasti akan terjadi. Memang kini banyak orang yang melaksanakan shalat. Namun, tak sedikit pula orang lalai dalam menjalankan shalatnya. Banyak orang shalat yang hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, tanpa melihat sisi baik lainnya dari mengerjakan shalat. Padahal Allah SWT telah berfirman, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya,” QS. Al-Ma’un 4-5. Lalu, siapakah mereka yang lalai dalam shalat itu? Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu Allah SWT berkata, yang dimaksud orang-orang yang lalai dari shalatnya adalah 1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga selalu mengakhirkan sampai waktu yang terakhir. 2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi makna bacaan shalat. Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka termasuk bagian dari ayat tersebut yakni termasuk orang-orang yang lalai dalam shalatnya. [] Sumber 1001 Siksa Alam Kubur/Karya Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit Kunci Iman Virenial – Sholat adalah ibadah wajib yang harus dilaksanakan setiap Muslim, yang wajib ada sebanyak 5 waktu yakni subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Shalat juga berfungsi sebagai benteng diri dari perbuatan keji dan shalat terdapat pada banyak ayat di dalam Alquran, selain itu dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda,“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah Salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” [HR. Tirmidzi dan An-Nasa’i]Shalat merupakan amalan yang akan pertama kali dihisab pada Hari Perhitungan Amal kelak. Barangsiapa yang amalan shalatnya baik, dan selalu mendirikan shalat dengan penuh rasa ikhlas maka dia akan dimasukkan ke dalam tahukah kamu bahwa kelak di hari kiamat, akan ada golongan orang-orang yang semasa hidup di dunia mereka rajin shalat, namun mereka tetap celaka dan dimasukkan Allah ke dalam neraka, siapakah mereka?Rajin Shalat, Tapi Menjadi PendustaOrang yang shalat, namun selalu mengatakan hal-hal dusta, maka ia termasuk golongan orang-orang yang celaka meski rajin atau berkata bohong merupakan salah satu dosa besar yang diancam dengan siksa yang pedih di akhirat Scroll to continue itu, berkata dusta juga merupakan salah satu ciri dari orang yang munafik. Sedangkan seorang Muslim tidak boleh memiliki sifat-sifat dari orang Shalat, Tapi Percaya pada DukunAllah Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci perbuatan syirik, dan perbuatan syirik adalah sebuah kezhaliman yang besar dan dosanya tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ yang beriman kepada Allah, dan beribadah kepada-Nya hendaknya tidak melakukan hal-hal syirik. Namun, banyak orang yang secara tidak sadar telah melakukan perbuatan satunya adalah mempercayai dukun, peramal, jimat, dan sebagainya yang dianggap bisa memberikan manfaat atau pertolongan untuknya, naudzubillah min Shalat, Tapi Lalai dalam ShalatnyaYang terakhir, golongan orang-orang yang shalat tapi masuk neraka yaitu orang yang lalai dalam Subhanahu wa Ta’ala berfirman,فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ، الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ ، الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ ، وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَArtinya “Maka celakalah orang yang salat, yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna.” [QS. Al-Ma’un ayat 4 – 7]Orang-orang yang shalat tapi celaka dalam ayat tersebut yaitu pertama adalah orang yang lalai dalam yang lalai dalam salat berarti ia melakukan shalat hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban saja, selain itu orang yang lalai dalam shalat juga bisa dikatakan orang-orang yang mengharapkan pujian dari orang lain, agar dianggap rajin beribadah, alim, dan orang kedua yang celaka meski sudah shalat dalam ayat tersebut adalah orang yang riya’. Orang yang memamerkan amal ibadahnya adalah termasuk dalam orang-orang yang riya dan dianggap telah melakukan syirik kecil..Yang terakhir yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah orang yang enggan membant sesamanya dengan hal-hal yang Islam, setiap Muslim diajarkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Jika ada orang yang shalat namun enggan membantu sesamanya, maka ia termasuk dalam golongan orang yang celaka. Wallahua’lam.

orang yang lalai dalam shalatnya termasuk golongan orang yang